Back To Top

Minggu, 04 Desember 2016

Biografi Lengkap Susi Susanti - Atlet Bulu Tangkis Indonesia

Biografi Susi Susanti Atlet Bulu Tangkis Indonesia - Salah satu olahragawan Indonesia, yang menjadi kebanggaan bangsa di dalam dunia bulu tangkis, Susi Susanti. Sekarang, Susi memang sudah pensiun dari dunia bulu tangkis, namun namanya masih menjadi legenda di dalam bidang yang digelutinya.  Menikah dengan sesama teman perjuangannya, kini Susi menghabiskan hari-harinya dengan keluarganya.  

Lahir di Tasikmalaya 11 Februari 1971, Lucia Francisca Susi Susanti atau yang lebih dikenal dengan nama Susi Susanti adalah salah satu pemain bulu tangkis putri terbaik yang pernah dimiliki Indonesia. Cabang olahraga bulutangkis menjadi bagian hidup Susi. Sejak mengenyam sekolah dasar (SD), dia gemar bermain bulutangkis dan menunjukkan bakat alami. Bak gayung bersambut, orangtuanya sangat mendukung Susi menekuni bulutangkis. Perhatian penuh dari kedua orangtua ditunjukkan Susi dengan menorehkan prestasi pada ajang junior.

Karena dukungan orang tuanya, ia pun memulai karier bulu tangkis di klub milik pamannya, PB Tunas Tasikmalaya. Setelah berlatih selama 7 tahun di sana dan memenangkan kejuaraan bulu tangkis tingkat junior, pada tahun 1985 ketika Susi menginjak kelas 2 SMP, ia pindah ke Jakarta untuk lebih serius menjalani dunia bulu tangkis.

Di Jakarta, Susi tinggal di asrama dan bersekolah khusus untuk atlet. Pergaulannya terbatas dengan sesama atlet dan jadwal latihannya pun sangat padat. Enam hari dalam seminggu, Senin sampai Sabtu mulai dari pukul 07.00 hingga pukul 11.00, kemudian dilanjutkan dari pukul 15.00 sampai pukul 19.00. Peraturan tentang makan, jam tidur sampai tentang pakaian sangat ketat. Ia tidak diperbolehkan menggunakan sepatu dengan hak tinggi untuk menghindari kemungkinan cedera kaki. Di hari Minggu, Susi lebih memilih untuk beristirahat karena lelah daripada jalan-jalan ke mall.

Biografi Susi Susanti - Atlet Bulu Tangkis Indonesia
Pada awal kariernya di tahun 1989, Susi sudah berhasil menjadi juara di Indonesian Open. Selain itu, berkat kegigihan dan ketekunannya, Susi berhasil turut serta menyumbangkan gelar Piala Sudirman pada tim Indonesia untuk pertama kalinya dan belum pernah terulang sampai saat ini. Ia pun mulai merajai kompetisi bulu tangkis wanita dunia dengan menjuarai All England sebanyak empat kali (1990, 1991, 1993, 1994) dan menjadi Juara Dunia pada tahun 1993.

Puncak karier Susi bisa dibilang terjadi pada tahun 1992 ketika ia menjadi juara tunggal putri cabang bulu tangkis di Olimpiade Barcelona. Susi menjadi peraih emas pertama bagi Indonesia di ajang olimpiade. Uniknya, Alan Budikusuma yang merupakan pacarnya ketika itu, juga berhasil menjadi juara di tunggal putra, sehingga media asing menjuluki mereka sebagai "Pengantin Olimpiade", sebuah julukan yang terjadi menjadi kenyataan pada 9 Februari 1997.

Susi kembali berhasil meraih medali, kali ini medali perunggu pada Olimpiade 1996 di Atlanta, Amerika Serikat. Selain itu, Susi juga menorehkan prestasi dengan merebut Piala Uber tahun 1994 dan 1996 bersama tim Uber Indonesia. Puluhan gelar seri Grand Prix juga berhasil ia raih sepanjang karirnya.

Susi dikenal sebagai pemain bulu tangkis yang tenang dan tanpa emosi ketika bertanding meskipun ia telah telah tertinggal jauh dari lawannya. Semangat Susi yang pantang menyerah juga selalu berhasil membuat para pendukungnya yakin bahwa Susi pasti akan berhasil.

Susi pensiun di usia 26 tahun setelah ia menikah dengan pemain bulu tangkis tunggal putra, Alan Budikusuma. Ia dan Alan memulai kehidupan dari nol lagi, karena pemerintah dinilai kurang memperhatikan kesejahteraan para mantan atlet. Ia pun mengaku tidak akan mengizinkan ketiga anaknya, Laurencia Averina, Albertus Edward dan Sebastianus Frederick  untuk terjun di dunia bulu tangkis maupun cabang olahraga yang lain, mengingat nasib beberapa mantan atlet yang diabaikan oleh pemerintah.

Salah satu usaha Susi adalah sebuah toko di ITC Mega Grosir Cempaka Mas yang menjual berbagai macam pakaian asal Cina, Hongkong dan Korea, serta sebagian produk lokal. Usaha ini dilakoninya sambil melaksanakan tugas utamanya sebagai ibu dari 3 orang anak, Lourencia Averina, Albertus Edward, dan Sebastianus Frederick. Selain itu, Susi bersama Alan mendirikan Olympic Badminton Hall di Kelapa Gading sebagai gedung pusat pelatihan bulu tangkis. Mereka berdua juga membuat raket dengan merek Astec (Alan-Susi Technology) pada pertengahan tahun 2002.

Kini Susi dan Alan menjalani hari-harinya bersama ketiga anak mereka di rumah yang terletak di Komplek Gading Kirana, Jakarta Utara.

Sederet Prestasi Susi Susanti

Tunggal Putri:
Olimpiade Barcelona 1992
World Championship 1993
All England 1990, 1991, 1993, 1994
World Cup 1989 ,1990, 1993, 1994, 1996, 1997
World Badminton Grand Prix 1990, 1991, 1992, 1993, 1994, 1996
Indonesia Open 1989, 1991, 1994, 1995, 1996, 1997
Malaysia Open 1992,1993, 1994, 1995, 1997
Japan Open 1991 1992, 1994, 1995
Korea Open 1995
Dutch Open 1993, 1994
German Open 1992, 1993 1994
Denmark Open 1991, 1992
Thailand Open 1991, 1992, 1993, 1994
Swedish Open 1991, 1992
Vietnam Open 1997
China Taipei Open 1991, 1994 dan 1996
SEA Games 1987,1989, 1991,1995, 1997 (team)
PON 1993
World Championship Junior 5 kali
Australia Open 1990

Beregu Putri
Piala Sudirman 1989 (Tim Indonesia)
Piala Uber 1994 dan 1996 (Tim Indonesia)
SEA Games 1987, 1989, 1991, 1993, 1995 (Tim Indonesia)
PON 1993 (Jawa Barat)

Penghargaan
Tanda Kehormatan Republik Indonesia Bintang Jasa Utama 1992
The Badminton Hall of Fame 2004

Demikian biografi Susi Susanti, wanita yang dinobatkan sebagai Ratu Bulutangkis Dunia, dan disematkan sebagai pahlawan Olah Raga Merah Putih.